Facebook Kami

PROFIL RACANA


HISTORI GUGUSDEPAN 06007 – 06008 TANJUNGPURA
PANGKALAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
&
RACANA KARANG TUNJUNG - JUNJUNG BUIH
SERTA
RIWAYAT HIDUP TENTANG KARANG TUNJUNG & JUNJUNG BUIH

Pada awal berdirinya Pramuka yang berpangkalan di Perguruan Tinggi berdasarkan Surat Keputusan Bersama antara Dirjen Dikti dengan Kwartir Nasional yang diterbitkan dalam surat keputusan No. 021/KN/1981 tantang Usaha Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Kepramukaan di Perguruan Tinggi. Dengan diprakarsai oleh para pendiri diantaranya : Drs. Mustafa Kamal, Drs. Ikot Rinding, Drs. Urai Usna Asmara, Asmarani, SH serta beberapa tokoh lainnya. Maka didirikanlah Gugusdepan 131-132 Tanjungpura pada tanggal 13 Desember 1981, dengan Pembina Gudep yang pertama untuk 131 Kak Prof. Dr. Drs. Urai Usna Asmara, M.Pd dan 132 Kak Asmarani, SH dan pelantikannya bersamaan dengan acara kunjungan Silahturahmi dari Pengakap Malaysia.

Sejak itu perjalanan Gudep 131-132 Tanjungpura hingga kini memapaki masa remaja sebuah organisasi yang semakin baik dan besar. Wujud dari keberadaan Gugusdepan 131-132 Tanjungpura perkembangannya ditandai dengan kegiatan-kegiatannya yang semakin menarik dan merupakan motivator berdirinya gugusdepan lain yang berpangkalan diperguruan tinggi yang sampai saat ini merupakan Gugusdepan yang pertama dan terlengkap di KalBar yang berpangkalan di Perguruan Tinggi. Diantara kegiatan yang pernah dilaksanakan antara lain : Kegiatan Nasional KBPP I di Balai Karangan, Penyelenggaraan KOS dan KOL bagi Mahasiswa Baru dari tahun 1982 – 1992 , TKPPT-KBPIM 1995 di Malaysia serta Kunjungan ke Pramuka Perguruan Tinggi lainnya di Jawa dan Bali tahun 1998, Semiloka dan Bakti Mahasiswa Tingkat Nasional tahun 2000 dan kegiatan lainnya yang tak kalah besar dari kegiatan diatas.

Perkembangan lebih lanjut akan keberadaan Gugusdepan 131-132 Tanjungpura, sejak keluar surat dari Kwartir Cabang tentang perubahan nomor gugusdepan maka sejak tahu 1998 melalui persetujuan Mugus XVII tahun 1998 maka nomor Gugusdepan 131-132 Tanjungpura berubah menjadi Gugusdeoan 04041-04042 Tanjungpura. Setelah nomor gugus depan 04041-04042 kini di tahun 2012 beruganti lagi dengan nomor 06007-06008 sesuai surat keputusan kwartir ranting pontianak selatan

KARANG TUNJUNG
KARANG TUNJUNG adalah putra dari Pangeran Prabu atau Raja Baparung. Karang Tunjung naik tahta pada tahun 1431 M. Karang Tunjung mempunyai kesenangan aneh yaitu suka tidur – tiduran diatas daun tunjung atau tanjung, dan karena kesaktiannya sehingga kembang tunjung yang ukurannya sangat kecil mampu menampung tubuhnya.

Disebabkan kesenangannya yang aneh inilah maka rakyat menjulukinya RAJA KARANG TUNJUNG. Dan karena itu pulalah maka kerajaan dibawah pimpinannya dinamakan KERAJAAN TUNJUNG yang selanjutnya disempurnakan menjadi KERAJAAN TANJUNGPURA, yang sekarang terdapat di Kabupaten Ketapang.

Karang Tunjung juga dijuluki sebagai PENEMBAHAN PUDONG PRASAP atau TUTONG ASAP. Hal ini disebabkan karena selama Beliau memerintah, rakyatnya diminta untuk membongkar atau menebang hutan dan membakarnya. Hal ini dimaksudkan agar rakyat yang dipimpinnya tetap makmur dan sejahtera dalam hal pangan. Karang Tunjung wafat pada tahun ± 1501 M.

DAYANG PUTUNG atau JUNJUNG BUIH
DAYANG PUTUNG adalah putri bungsu dari pasangan BUJANG BENGKONG dan DARA DONDANG yang merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara yang kebetulan kesemuanya perempuan. Ketujuh saudara itu adalah :
  1. DAYANG PUNTA
  2. DAYANG BAKALA
  3. DAYANG BERCANDI
  4. DAYANG BEKERIS
  5. DAYANG BERIMBUNG
  6. DAYANG BERCALUNG
  7. DAYANG PUTUNG
Dari ketujuh putri ini, tak ada seorang pun yang menetap di daerah kelahirannya. Dan dari ketujuh putri tersebut, hanya DAYANG PUTUNG yang terkenal atau termahsyur namanya. Hal ini dikarenakan dari keturunannyalah lahir Raja – Raja Kerajaan Tanjungpura yang mana Kerajaan Tanjungpura tersebut terdapat didaerah Kabupaten Ketapang.

Ketika kecil, DAYANG PUTUNG dihanyutkan oleh kedua orang tuanya dengan menggunakan rakit yang terbuat dari batang pisang. Selama sekitar tiga bulan, rakit yang terbuat dari batang pisang tersebut membusuk sehingga DAYANG PUTUNG hanyut tak tentu tujuan dan pada akhirnya tersangkut di Kumpai Melayu, Sungai Pawan ( Kab. Ketapang ). Karena arus sungai, DAYANG PUTUNG kemudian hanyut kembali dan terdampar di Sungai Sentap. Dayang Putung diselamatkan oleh RANGGA SENTAP yang pada saat itu menjadi Raja di Kerajaan Sentap. DAYANG PUTUNG kemudian diangkat sebagai anak oleh RANGGA SENTAP.

Menginjak usia remaja, DAYANG PUTUNG menderita penyakit kulit yang mengerikan, kulit tubuhnya luka–luka dan meleleh. Karena penyakit itulah DAYANG PUTUNG lalu dibungkus dengan buih yang besar dan berada diatas air. Tempat DAYANG PUTUNG dibungkus dengan buih ini banyak ditumbuhi bunga kumpai atau bakung air yang sangat lebat.

Kisah berjalan terus, akhirnya DAYANG PUTUNG ditemui oleh Putra Keturunan Raja Majapahit dari Jawa yang bernama PRABU JAYA. PRABU JAYA kemudian mengobati penyakit yang diderita DAYANG PUTUNG dengan bantuan ikan patin dan belang ulin yang menjilati penyakit DAYANG PUTUNG. Tak berapa lama penyakit itupun pulihlah. PRABU JAYA mengubah nama DAYANG PUTUNG menjadi JUNJUNG BUIH dan serta mempersunting DAYANG PUTUNG menjadi permaisurinya.

Riwayat hidup inilah yang dijadikan dasar dan latar belakang dipilihnya dan ditetapkannya nama Karang Tunjung – Junjung Buih sebagai nama Racana Pandega Gudep 06007 – 06008 Tanjungpura yang berpangkalan di Universitas Tanjungpura Pontianak.

0 komentar :

Posting Komentar

Download Famplet TSC 2014

Contoh Lagu Ae' Kapuas Dapat di Download Disini (mp3)

Lirik Lagu Ae' Kapuas



 
Support : Kata Natalius | Pramuka Mahasiswa UNTAN | Mas Template
Copyright © 2013. Pramuka Universitas Tanjungpura - All Rights Reserved
Template by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger